Sadarilah rasa itu kembali hadir,
rasa lelah akan menantimu. Bukan lelah mencintaimu. Sampai kapan kau gantungkan
rasa ini, perasaan ini dan diri ini. Sampai kapan kau bertahan disana. Di tempat
yang sulit aku kunjungin.
Bukan maksud untuk memojokkanmu dalam
situasi ini, karena aku tau kamu pun tak ingin berada jauh dariku. Memang ini
masalah waktu, hanya waktu yang menjawab keraguan dan kerinduan yang ada. Namun
waktu juga yang dapat mengikis dan membuat hati ini terlalu lelah menanti
kehadiranmu.
Tak bisakah kau lakukan sesuatu yang dapat
membuatku merasa terobati dari rindu yang semakin membunuhku. Tak bisakah dari
seluruh waktumu kau luangkan untuk pulang, walau sebentar.
Apa yang harus ku lakukan ketika rasa
lelah itu menyergapku? Haruskah kita mengakhiri lagi hubungan yang sudah lama
terjalin? Atau apa? Katakan padaku!
Apa rasa lelah itu juga pernah
menghampirimu?
Apa kamu merasa akhir-akhir ini aku
berubah padamu? Lebih dingin. Aku tidak tau harus bagaimana lagi
menyampaikannya padamu. Temui aku sebelum semua rasa yang ku miliki untukmu
berubah menjadi jenuh, karena aku sendiri tak bisa menjaminnya apa aku masih
bisa untuk tetap menantimu, disini.
Ku harap kau masih bisa mengerti
perasaan ini. Mungkin aku tak bisa sekuat kamu yang mampu menahan rasa itu. Mulanya
ku pikir ku sanggup tapi nyatanya aku tidak sekuat itu.
Namun jika kau sendiri tidak tau
kapan kau pulang, mungkin lebih baik jika kita mengakhiri semua ini karna aku
takut semua ini akan menjadi sia-sia. Penantian, kesetiaan, dan kesabaran kita,
ku takut semua itu terbuang percuma hanya karena ketidakpastian.
Jika suatu saat nanti kamu pulang
dengan perasaan yang sama, datanglah dan temui aku, minta kembali perasaan yang
dulu pernah ku simpan untukmu karna mungkin pada saat itu masih tersimpan rapi
di hati ini.
Dan aku minta maaf padamu, karna
telah mengingkari janji untuk tetap menantimu, selama apapun itu.