Powered By Blogger

Kamis, 29 September 2011

aaa

Datang tanpa bertemu, pergipun begitu!!
Yaaah aku hanya diam ketika tau dia akan pulang dalam waktu dekat ini, meskipun di hati berharap bahwa dia masih bisa 'menyempatkan' waktunya untuk bertemu denganku tapi lagi-lagi aku hanya bisa diam ketika tau dia tidak bisa, bahakn di hari-hari terakhir dia disini!! Diam karena pasrah, diam karena sabar, diam karena marah? Entahlah, semua berkecamuk menjadi satu.
Entah apa yang harus ku perbuat, apakah aku harus ngambek berhari-hari kepadanya karena tidak bisa memenuhi permintaanku? Atau harus marah-marah padanya karena tidak meluangkan sedikitpun waktunya untukku? Hah, rasanya malas sekali aku harus melakukan itu, lebih tepatnya aku tidak bisa melakukan itu. Tapi hanya saja ia tidak tau, bahwa diam aku disini adalah diam yang memendam amarah untuknya, entah kapan aku akan keluarkan padanya. Mungkin ia sadar kadang sikapku berubah padanya menjadi 'jutek'. Aku kesal, bahkan malas ketika harus mendengar seribu satu alasan yang di lontarkannya padaku.
Sekarang dia kembali lagi pergi ke pulau seberang, entah kapan ia pulang kesini kembali dan mungkin saat itu rasa ingin bertemu padanya tidak sebesar saat ini. Entahlah, semoga saja tidak!
Dan semoga suatu saat nanti, km mengerti bagaimana rasanya memiliki perasaan seperti ini, bahkan airmatapun tidak mampu membawa km ada di sampingku!!

Minggu, 11 September 2011

Terbayang Lagi

"Dia masih sayang sm km?", tanya Via.
"Hah? Siapa maksudnya??", jawab Yudha bingung.
"Mantan km itu"
"Ooooh", jawabnya tak peduli.
"Yee orang di tanya malah ga jawab", ujar Via sambil mendorong pelan pacarnya itu.
"Hahaha ga penting juga kali aku jawab itu".
"Iiih penting, udah hampir setahun putus terus dia belum jg punya pacar, siapa tau dia masih berharap sm km"
Yudha menatap Via serius.
"Km kenapa nanya itu lg?"
"Aku....pengen tau aja"
"Hmm, kalo masih kenapa, kalo udah nggak kenapa?", masih menatap Via.
"Iih jangan diliatin kaya gitu ah, risih tauuu!". Via mendorong wajahnya Yudha. "Yaaaah kalo masih gpp, kalo udah nggak ya alhamdulillah dong"
"Masaaa??? Boong nih. Kenapa lg atuh, cerita dong"
Via diam, entah kenapa lagi2 permasalahan ini ia singgung, ia masih merasa tidak enak dengan mantannya Yudha, ia merasa masih di hantui rasa bersalah.
"Ey neng, malah diem", tegur Yudha sambil mengibas2kan tangannya di hadapan Via.
"Hah? Oh iya, nggak kok yank, tiba2 aku kepikiran aja, takutnya dia masih berharap sm km"
"Emang kalo dia masih berharap sm ak kenapa? Hak dia kan, yg penting kan aku udah biasa aja sm dia"
"Iya sih, tp kan km waktu itu putus cm gara2 salah paham trus km nembak ak coba kalo ak ga nerima km pasti km bisa aja balikan sm dia, trus skrg km msih jadian sm dia, dianya ga perlu jomblo lama2 kaya gini".
"Jd km nyesel jadian sm ak??"
Via kaget dengan pertanyaan Yudha. "Kok km malah nanya kaya gitu sih?"
"Yaaa abisnya kalimat km td kaya yg udah nyesel gitu jadian sm aku"
"Iih bukan gitu yank, tp ak kaya merasa bersalah gtu sm dia"
"Ooh terus kalo kasian km mau ngeikhlasin ak balik lg sm dia?"
Via terdiam lg. "Yaaah kalo ngomong ikhlas sih gampang, kalo itu jg bisa buat km bahagia aku gpp kok"
"Gini yah sayang" ujarnya sambil memegang tangan Via, "sekarang itu kan km udah sm aku, masalah yg dulu2 itu kita jadiin pelajaran aja, ga usah km ngerasa bersalah gitu, bukan km yg salah kok, sekarang liat kan, aku bahagia sm km begitupun sebaliknya, jdii sekarang kita jalanin aja hubungan kita anggap aja orang yg nungguin km atau nungguin ak itu sebagai do'a kita langgeng yah".
Via tersenyum, ya buat apa dia merasa bersalah harusnya dia bersyukur di pertemukan oleh pria seperti Yudha.
"Aku sayang km Yud"